Senin, 29 September 2014

Burai Malam


Saat cahaya itu memeluk gunung

Daun daun jatuh bergemerisik

Meninggalkan setaut suara malam

Dingin datang, mencengkramku dalam gelap

Hangatnya senja telah pudar lagi

Dan gelap itu makin menghitam



Bingkai


Kupandang rupamu

Terpancar jelas terkilat

Sayatan walnut yang menggores jari-jariku

Warnamu mendambai hingga pudar

Dan saat kutelisik, jariku ikut bertaut

Kemanakah kenangan itu?



Kawan Siangku


Saat ini kita, ada kita

Namun saat waktu berlalu, akankah tetap begitu ?

Akankah kuingat semua ?

Dan akankah potongan kertas itu bercerita banyak ?

Tak tahu berapa banyak goresan yang tersimpan

Tak peduli banyaknya jerit dan tangis

Saat waktu telah kembali, apakan ingatan itu kembali lagi ?





Tanahku

Semburat langit biru membuka pendanganku

Hamparan pohon hijau tertanam, bagai barisan lumut

Sungai itu kini mengalir cepat, melewati celah bebatuan

Di jauh sana, domba-dombaku digembala

Rumput itu tetap hijau, seperti dulu

Menghangatkan dinginnya tanah subur Ibu Pertiwi





KARYA :
M. AMRI FIRDAUS

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates