Burai Malam
Saat
cahaya itu memeluk gunung
Daun daun
jatuh bergemerisik
Meninggalkan
setaut suara malam
Dingin
datang, mencengkramku dalam gelap
Hangatnya
senja telah pudar lagi
Dan gelap
itu makin menghitam
Bingkai
Kupandang
rupamu
Terpancar
jelas terkilat
Sayatan
walnut yang menggores jari-jariku
Warnamu
mendambai hingga pudar
Dan saat
kutelisik, jariku ikut bertaut
Kemanakah
kenangan itu?
Kawan Siangku
Saat ini
kita, ada kita
Namun
saat waktu berlalu, akankah tetap begitu ?
Akankah
kuingat semua ?
Dan
akankah potongan kertas itu bercerita banyak ?
Tak tahu
berapa banyak goresan yang tersimpan
Tak
peduli banyaknya jerit dan tangis
Saat
waktu telah kembali, apakan ingatan itu kembali lagi ?
Tanahku
Semburat
langit biru membuka pendanganku
Hamparan
pohon hijau tertanam, bagai barisan lumut
Sungai
itu kini mengalir cepat, melewati celah bebatuan
Di jauh
sana, domba-dombaku digembala
Rumput
itu tetap hijau, seperti dulu
Menghangatkan
dinginnya tanah subur Ibu Pertiwi
KARYA :
M. AMRI FIRDAUS
0 komentar:
Posting Komentar